Agama Hindu dan Budha berasal dari India. Kedua
agama tersebut masuk dan dianut oleh penduduk di berbgai wilayah nusantara pada
waktu yang hampir bersamaan, sekitar abad ke empat, bersamaan dengan mulai
berkembangnya hubungan dagang antara Indonesia dengan India dan Cina. Sebelum
pengaruh Hindu dan Budha masuk ke Indonesia, diperkirakan penduduk Indonesia
menganut kepercayaan dinamisme dan animisme.
Pada permulaan tarikh
masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang tingkat peradabannya
dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan
ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran
berlangsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut
yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang terletak di jalur
posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka
memiliki keuntungan, yaitu:
1.
Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina,
Arab, dan Persia,
2.
Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka
lebar,
3.
Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan
4.
Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan bangsa
Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional menyebabkan
timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang memberikan
pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu. Ada beberapa
hipotesis yang dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya
Hindu-Buddha ke Indonesia.
1. Hipotesis Brahmana
Hipotesis ini
mengungkapkan bahwa kaum brahmana amat berperan dalam upaya penyebaran budaya
Hindu di Indonesia. Para brahmana mendapat undangan dari penguasa Indonesia
untuk menobatkan raja dan memimpin upacara-upacara keagamaan. Pendukung
hipotesis ini adalah Van Leur.
2. Hipotesis Ksatria
Pada hipotesis
ksatria, peranan penyebaran agama dan budaya Hindu dilakukan oleh kaum ksatria.
Menurut hipotesis ini, di masa lampau di India sering terjadi peperangan
antargolongan di dalam masyarakat. Para prajurit yang kalah atau jenuh
menghadapi perang, lantas meninggalkan India. Rupanya, diantara mereka ada pula
yang sampai ke wilayah Indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha
mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya. Di tempat itu pula
terjadi proses penyebaran agama dan budaya Hindu. F.D.K. Bosch adalah salah
seorang pendukung hipotesis ksatria.
3. Hipotesis Waisya
Menurut para pendukung
hipotesis waisya, kaum waisya yang berasal dari kelompok pedagang telah
berperan dalam menyebarkan budaya Hindu ke Nusantara. Para pedagang banyak
berhubungan dengan para penguasa beserta rakyatnya. Jalinan hubungan itu telah
membuka peluang bagi terjadinya proses penyebaran budaya Hindu. N.J. Krom
adalah salah satu pendukung dari hipotesis waisya.
4. Hipotesis Sudra
Von van Faber
mengungkapkan bahwa peperangan yang tejadi di India telah menyebabkan golongan
sudra menjadi orang buangan. Mereka kemudian meninggalkan India dengan
mengikuti kaum waisya. Dengan jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang
memberi andil dalam penyebaran budaya Hindu ke Nusantara.
Selain pendapat di
atas, para ahli menduga banyak pemuda di wilayah Indonesia yang belajar agama
Hindu dan Buddha ke India. Di perantauan mereka mendirikan organisasi yang
disebut Sanggha. Setelah memperoleh ilmu yang banyak, mereka kembali untuk
menyebarkannya. Pendapat semacam ini disebut Teori Arus Balik.
Pada umumnya para ahli
cenderung kepada pendapat yang menyatakan bahwa masuknya budaya Hindu ke
Indonesia itu dibawa dan disebarluaskan oleh orang-orang Indonesia sendiri.
Bukti tertua pengaruh budaya India di Indonesia adalah penemuan arca perunggu
Buddha di daerah Sempaga (Sulawesi Selatan). Dilihat dari bentuknya, arca ini
mempunyai langgam yang sama dengan arca yang dibuat di Amarawati (India). Para
ahli memperkirakan, arca Buddha tersebut merupakan barang dagangan atau barang
persembahan untuk bangunan suci agama Buddha. Selain itu, banyak pula ditemukan
prasasti tertua dalam bahasa Sanskerta dan Malayu kuno. Berita yang disampaikan
prasasti-prasasti itu memberi petunjuk bahwa budaya Hindu menyebar di Kerajaan
Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.
Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah
mengubah dan menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.
1. Agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat di Indonesia telah
menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima sistem
kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Buddha sejak berinteraksi dengan orang-orang
India. Budaya baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan keagamaan,
misalnya dalam hal tata krama, upacara-upacara pemujaan, dan bentuk tempat
peribadatan.
2. Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India.
Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan
wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk
kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan, seperti Kutai,
Tarumanegara, dan Sriwijaya.
3. Arsitektur
Salah satu tradisi megalitikum adalah bangunan punden
berundak-undak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami
pembuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan Candi Borobudur, akan
terlihat bahwa bangunannya berbentuk limas yang berundak-undak. Hal ini menjadi
bukti adanya paduan budaya India-Indonesia.
4. Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia meninggalkan
beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta.
Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia
memperkaya diri dengan bahasa Sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata bahasa
Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa Sanskerta, yaitu Pancasila,
Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dan sebagainya.
5. Sastra
Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar
dalam bidang sastra. Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab
Ramayana dan Mahabharata. Adanya kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia
untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-karya sastra yang muncul di Indonesia
adalah:
1.
Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa,
2.
Sutasoma, karya Mpu Tantular, dan
3.
Negarakertagama, karya Mpu Prapanca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar